Junjung Tinggi Nama dan Kehormatan Komunis!

Pesan Politbiro CC PKI, Yogyakarta, 23 Mei 1966


Sumber: Tegakkan PKI yang Marxis Leninis Untuk Memimpin Revolusi Demokrasi Rakyat, Lima Dokumen Penting Politbiro CC PKI. Delegasi CC PKI, September 1971. Scan Booklet.


KEMBANGKAN KRITIK DARI BAWAH DAN PIKIRAN KRITIS ANGGOTA !

Pada tanggal 23 Mei 1966 ini genaplah usia PKI 46 tahun. Berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, ulang tahun Partai kali ini kita peringati dalam keadaan yang amat sulit bagi kaum Komunis dan kaum revolusioner non-Komunis, di bawah mengamuknya teror putih kekuatan kanan yang dibenggoli oleh klik Jenderal Nasution-Suharto yang selama 7 bulan ini telah melakukan kekejaman dan keganasan yang tak ada taranya di sepanjang sejarah Indonesia dalam jaman modern ini. Organisasi PKI dan organisasi-organisasi revolusioner lainnya menderita kerusakan yang amat berat. Tidak kurang dari 200.000 orang Komunis termasuk pimpinan-pimpinan utama mereka dan orang-orang progresif non-Komunis telah dibunuh secara kejam. Tidak kurang dari 300.000 orang lainnya sedang dijebloskan dalam tahanan dengan mengalami berbagai siksaan jasmani dan rohani. Berpuluh-puluh ribu keluarga kehilangan mata pencaharian mereka. Namun demikian kaum Komunis dan simpatisan-simpatisannya yang militan tidak melupakan memperingati hari kelahiran Partai yang mereka cintai dan junjung tinggi itu. Di dalam penjara dan kamp-kamp tahanan, di tempat-tempat dimana mereka terhindar dari teror dan penangkapan, ya, di atas kuburan-kuburan kawan-kawan yang belum lagi ditumbuhi rumput, kita peringati hari kelahiran PKI ini sebagai peristiwa sejarah yang penting dalam perjuangan kelas buruh dan Rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan nasional penuh, demokrasi dan sosialisme.

Hari ini kita menundukkan kepala untuk memberi hormat kepada kawan-kawan Komunis dan pecinta-pecinta Partai dari segala angkatan, yang dengan ikhlas telah mengorbankan jiwanya dalam perjuangan besar Rakyat Indonesia untuk kemerdekaan dan kebebasan dan cita-cita Komunisnya. Dengan khidmat kita berjanji untuk dengan sepenuh hati dan jiwa meneruskan jejak juang mereka, untuk mengubah duka derita ini menjadi tekad juang yang tak kunjung padam.

Para juru bicara kekuatan kanan Indonesia berhubung dengan hasil-hasil teror biadab yang telah mereka capai yang antara lain berupa pembunuhan ratusan ribu Komunis termasuk pemimpin-pemimpin utama mereka, penjeblosan ratusan ribu lainnya dalam penjara, pemecatan dari jabatan-jabatan sipil militer apa yang mereka namakan anasir-anasir “G-30 S” dan pernyataan pembubaran PKI, dengan puas mengira bahwa PKI tidak akan dapat lagi memainkan peranan dalam kehidupan politik. Bahkan dengan sombongnya mereka mengatakan bahwa PKI dan Marxisme-Leninisme tidak mempunyai hak hidup di Indonesia. Akan tetapi sejarah telah membuktikan bahwa penindasan yang bagaimanapun kejamnya dalam jaman sekarang ini tidak mungkin membasmi Partai Komunis dan ajaran-ajaran Komunis.

Sejak lebih dari satu abad yang lalu, ketika gerakan Komunis mulai berkembang di Eropa, kaum reaksioner dunia telah bersatu untuk menindasnya. Tetapi jangankan mematikannya, mencegah perkembangannya pun mereka tidak berhasil. Gerakan Komunis mencapai kemenangan setingkat demi setingkat dan selama satu abad lebih sedikit telah berhasil membebaskan Rakyat di berbagai negeri dari penindasan kapitalisme dan sudah membangun sosialisme, serta telah memberikan dorongan yang luar biasa besarnya kepada perjuangan kemerdekaan dan pembebasan nasional Rakyat-rakyat Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Lahirnya PKI 46 tahun yang lalu adalah sesuai dengan proses perkembangan sejarah dunia, dan sesuai dengan kebutuhan serta syarat-syarat obyektif dari perkembangan perjuangan kelas buruh Indonesia. Kemenangan Revolusi Sosialis Oktober Besar di Rusia tahun 1917 telah memberikan pelajaran kepada kaum Marxis Indonesia yang ketika itu berhimpun dalam Perhimpunan Sosial Demokrat Hindia (PSDH), bahwa kelas buruh Indonesia untuk bisa benar-benar merupakan kekuatan politik yang sanggup memimpin perjuangan Rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dan sosialisme, harus mempunyai Partai tipe baru yaitu Partai Komunis Indonesia. Partai politik seperti Perhimpunan Sosial Demokrat Hindia tidak lagi memenuhi kebutuhan obyektif perjuangan kelas buruh Indonesia. Demikianlah kebenaran umum Marxisme-Leninisme berpadu dengan gerakan revolusioner kelas buruh Indonesia melahirkan PKI.

Seperti juga sejarah perkembangan Partai-partai Komunis negara-negara lain di dunia ini, sejarah perkembangan PKI selama 46 tahun merupakan suatu masa yang penuh pergolakan, masa perjuangan sengit yang tak putus-putusnya melawan berbagai kekuatan reaksioner dari luar dan dari dalam negeri dan juga berjuang melawan musuh-musuh dari dalam partai. Bagi kaum imperialis Belanda dan kaum militer-fasis Jepang pada masa yang lalu, maupun bagi kaum imperialis AS dewasa ini dan bagi kekuatan-kekuatan reaksioner di dalam negeri, PKI merupakan suatu kekuatan yang paling mereka takuti, karena paling membahayakan kepentingan mereka. Oleh karena itu baik kaum imperialis Belanda, kaum militeris-fasis Jepang, kaum imperialis AS maupun kekuatan- kekuatan reaksioner dalam negeri senantiasa mengadakan persekongkolan untuk mencari kesempatan menghancurkan PKI. Berkali-kali dalam perlawanan yang tak henti-hentinya itu PKI mendapat pukulan-pukulan berat. Berkali-kali jatuh korban dari barisannya yang terbaik, termasuk para pemimpin utamanya. Tetapi setiap kali PKI mendapat pukulan, ia selalu bangkit kembali dengan kekuatan yang lebih besar sesudah memperbaiki kesalahan-kesalahannya.

Ketika pemberontakan bersenjata Rakyat Indonesia yang dipimpin oleh PKI untuk menggulingkan kekuasaan kolonial Belanda pada tahun 1926 mengalami kekalahan, pemerintah kolonial Belanda telah melakukan penindasan yang kejam terhadap orang-orang Komunis dan simpatisan-simpatisannya serta menyatakan PKI sebagai partai terlarang. Apakah PKI telah mati dengan mengamuknya teror putih yang pertama itu? Tidak ! PKI tetap hidup dan terus melakukan perjuangan melawan imperialisme dan antek-anteknya. Pada tahun 1935 untuk kedua kalinya pemerintah kolonial Belanda memukul PKI. Tetapi kaum Komunis yang dapat selamat dari penangkapan meneruskan perjuangan bersama-sama dengan patriot-patriot lainnya dalam front anti-fasis. Dan dalam masa pendudukan militeris-fasis Jepang, PKI mendapat pukulan yang berat lagi. Banyak korban jatuh terdiri dari kader-kader dan pemimpin-pemimpin utama Partai. Tetapi juga PKI tidak mati. Kaum Komunis yang selamat dan Komunis-komunis muda yang lahir dalam perjuangan melawan teror fasis Jepang terus melakukan perjuangan melawan fasis, dan bersama dengan kekuatan-kekuatan patriotik lainnya mereka telah memainkan peranan aktif dalam mendorong terjadinya proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, dan kemudian aktif mengambil bagian dalam perjuangan bersenjata membela RI Proklamasi dari serangan bersenjata Belanda. Pada tahun 1948 pemerintah reaksioner Hatta yang berkomplot dengan imperialisme AS melakukan teror putih secara besar-besaran dan kejam terhadap PKI. Kali ini PKI juga kehilangan pemimpin-pemimpin utamanya. Tetapi PKI bangkit kembali dan berkembang setelah dengan aktif mengambil bagian dalam perang kemerdekaan kedua. Pada tahun 1951 pemerintah reaksioner Sukiman mencoba melakukan teror putih lagi terhadap PKI tetapi telah berakhir dengan kegagalan total.

Di samping mengalami pukulan-pukulan dalam ukuran nasional itu organisasi-organisasi PKI setempat juga mengalami pukulan-pukulan berat dari kaum reaksioner dalam negeri seperti teror DI/TII, PRRI/Permesta, dsb. Semuanya telah terbukti tidak bisa membinasakan PKI. Bahkan dalam waktu 14 tahun terakhir PKI berkembang meluas ke seluruh negeri dengan keanggotaan lebih dari tiga juta orang. Selama masa itu PKI tidak saja memainkan peranan penting dalam membasmi pemberontakan-pemberontakan kontra-revolusioner di dalam negeri, tetapi juga memainkan peranan penting dalam menggagalkan politik imperialis AS yang hendak menguasai Indonesia. Pengalaman sejarah ini membuktikan bahwa sekali PKI berdiri akan tetap tak tertumbangkan, walau prahara yang paling hebat sekalipun menyerangnya. Sekali sejarah telah melahirkan PKI, ia akan tetap berdiri sampai selesainya pelaksanaan tugas sejarah yang dipikulkan di atas pundaknya, yaitu memimpin proletariat Indonesia untuk membebaskan nasion, membangun sosialisme dan komunisme. Sumber hidup PKI yang tak termatikan adalah kelas buruh dan Rakyat pekerja Indonesia itu sendiri.

Kini sekali lagi PKI mengalami ujian. Kekalahan “Gerakan 30 September” telah dipergunakan oleh kekuatan-kekuatan kanan yang dibenggoli oleh klik jenderal Nasution-Suharto untuk melancarkan teror putih yang ketiga, sesudah PKI mengalami masa perjuangan yang relatif damai dalam waktu yang cukup panjang bagi suatu negeri yang belum merdeka penuh dan setengah feodal. Sekali lagi timbul pertanyaan apakah sekali ini PKI juga akan bangkit kembali dengan kekuatan yang lebih besar?

Berdasarkan hukum-hukum obyektif perkembangan masyarakat Indonesia, berdasar pengalaman sejarah, sama sekali tidak meragukan bahwa PKI bukan saja akan bangkit kembali dengan kekuatan yang lebih besar, tetapi juga pasti akan berhasil memimpin kelas buruh dan Rakyat Indonesia untuk menghancurkan kekuasaan golongan kanan Indonesia yang disokong oleh kaum imperialis yang dikepalai oleh imperialis AS, dan akan berhasil mengantar rakyat Indonesia memasuki jaman baru yang bebas dari penindasan imperialisme dan sisa-sisa feodalisme.

Kekuatan kanan Indonesia yang dibenggoli oleh klik jenderal kanan AD Nasution-Suharto sekarang memang berada dalam kedudukan yang unggul dalam perbandingan dengan kekuatan Rakyat. Mereka sudah mencapai kemenangan dan sedang menyempurnakan kemenangannya. Akan tetapi ini bukan kedudukan yang abadi, bahkan bukan kedudukan yang sesuai dengan keharusan sejarah. Yang menjadi keharusan sejarah adalah keadaan yang sebaliknya, yaitu kaum imperialis dan semua kekuatan reaksioner akan kalah dan Rakyat akan menang. Keharusan sejarah ini akan menjadi kenyataan melalui perjuangan keras. Dengan perjuangan yang keras, ulet, berani, dan pandai dari kaum Komunis untuk membangkitkan dan mengorganisasi kembali massa Rakyat terutama kaum buruh dan tani keadaan pasti dapat berubah, kekuatan Rakyat pasti dapat menggantikan kedudukan yang kini ditempati oleh kekuatan golongan kanan.

Faktor-faktor obyektif baik secara internasional maupun secara nasional akan membuktikan bahwa golongan kanan yang kini sedang menyempurnakan kemenangannya mempunyai kelemahan-kelemahan yang fatal, yang menyebabkan pada akhirnya mereka pasti dapat dikalahkan. Yang menjadi sandaran utama untuk menegakkan kekuasaan golongan kanan –seperti makin hari makin banyak buktinya—adalah imperialisme, terutama imperialisme AS. Akan tetapi dewasa ini imperialisme bukan lagi kekuatan yang dapat menjadi tiang penyangga yang teguh dari kekuatan-kekuatan reaksioner di negeri-negeri yang menyandarkan dirinya kepada kaum imperialis. Di India misalnya, ‘bantuan’ imperialis AS tidak dapat membebaskan negeri ini dari cengkeraman krisis ekonomi yang makin mendalam, dan dengan demikian tidak bisa menolong kedudukan kaum reaksioner yang berkuasa di India. Di Vietnam Selatan bukan saja ‘bantuan’ uang, bahkan sampaipun dua pertiga dari tentara agresor AS yang berada di Asia Tenggara dengan persenjataan yang paling modern langsung melakukan perang agresi terhadap Rakyat, toh tidak bisa menolong kedudukan klik reaksioner rejim Saigon dari keruntuhannya dan tidak akan dapat mencegah Rakyat Vietnam Selatan membebaskan dirinya dari cengkeraman imperialisme dan kaum reaksioner dalam negeri. Demikian jugalah halnya di Laos, Muangthai, dan pasti juga Indonesia.

Dengan kekuasaan yang sepenuhnya berada di tangan golongan kanan yang mewakili kepentingan kaum imperialis, kapitalis-birokrat, borjuasi komprador, dan tuan tanah, maka tidak ada kemungkinan bagi terjaminnya kepentingan-kepentingan yang paling pokok kelas-kelas anti-imperialis dan anti-feodal, yaitu kaum buruh, kaum tani, borjuasi kecil, kota, dan borjuasi nasional. Kontradiksi yang semakin tajam akan terjadi antara kelas-kelas anti-imperialis dan anti-feodal di dalam negeri dengan kekuatan kanan yang mewakili kepentingan kaum imperialis dan kelas-kelas penghisap besar di dalam negeri. Di dalam kubu kelas-kelas penghisap besar itu perjuangan untuk saling berebut kekuasaan akan terjadi pula dengan sengitnya. Semua ini adalah faktor-faktor obyektif secara internasional dan nasional yang merupakan kelemahan-kelemahan fatal kekuatan golongan kanan yang memungkinkan mereka dikalahkan.

Sampai dimana kemungkinan-kemungkinan itu akan dapat menjadi kenyataan, tergantung pada kemampuan faktor subyektif, yaitu tergantung pada kemampuan PKI untuk meneruskan pimpinan perjuangan revolusioner kaum buruh dan kaum tani. Oleh karena itu tugas mendesak yang dihadapi oleh kaum Komunis Indonesia dewasa ini ialah bersamaan dengan membangun kembali PKI yang mengalami kerusakan berat, juga membangkitkan kembali dan mengorganisasi massa Rakyat terutama kaum buruh dan kaum tani, dan atas dasar persekutuan buruh dan tani di bawah pimpinan kelas buruh menggalang front persatuan dengan kekuatan-kekuatan demokratis lainnya untuk melawan kekuasaan golongan kanan yang merupakan sandaran imperialisme. PKI harus mendidik Rakyat Indonesia bahwa satu-satunya jalan untuk membebaskan diri dari hidup yang serba pincang, dari kesengsaraan dan kehinaan, ialah menggulingkan kekuasaan golongan kanan yang mewakili kepentingan-kepentingan imperialisme dan kelas-kelas penghisap besar dalam negeri, dan mendirikan kekuasaan Rakyat, kekuasaan Demokrasi Rakyat, yaitu diktator demokratis dari kaum buruh, kaum tani, dan elemen-elemen demokratis lainnya. Hanya kekuasaan inilah yang akan mampu membersihkan sampai ke akar-akarnya imperialisme dan sisa-sisa feodalisme serta menyapu bersih kapitalis-birokrat, komprador dan segala elemen-elemen korup lainnya, dan dengan demikian mendatangkan perubahan nasib yang sungguh-sungguh bagi Rakyat.

Tugas-tugas tersebut adalah berat, pelik, dan penuh bahaya. Tetapi hanya itulah satu-satunya jalan bagi setiap Komunis untuk bisa memenuhi kewajibannya. Adalah menjadi keyakinan kita bahwa setiap Komunis yang sadar akan tugas sejarah yang dipikulkan di atas pundaknya senantiasa menghasratkan dirinya akan dapat menunaikan tugas itu sebaik-baiknya, dan dengan demikian menjunjung tinggi nama dan kehormatan Komunis.

Sejarah perkembangan PKI selama 46 tahun juga merupakan perjuangan yang tak putus-putusnya untuk dapat memegang teguh kebenaran umum Marxisme-Leninisme dan mempraktekkannya secara tepat berdasar kondisi-kondisi konkret masyarakat dan revolusi Indonesia. Pengalaman mengajarkan bahwa memegang teguh kebenaran umum Marxisme-Leninisme dan kemudian mempraktekkannya berdasar kondisi-kondisi konkret masyarakat dan revolusi Indonesia hanya mungkin apabila kader-kader PKI, terutama kader-kader yang paling bertanggung jawab dalam pimpinan Partai, mempunyai pengertian yang setepat-tepatnya, pengertian yang tidak sepotong-sepotong dan sistematis, yang praktis dan tidak abstrak tentang Marxisme-Leninisme, dan menggunakannya untuk menganalisa masalah-masalah konkret yang diajukan oleh kehidupan masyarakat Indonesia. Penafsiran yang subyektif, yang berat sebelah, yang dangkal dan kesombongan borjuis kecil merintangi bagi tercapainya pengertian yang sistematis tentang Marxisme-Leninisme, merintangi tercapainya pengertian teori yang praktis dan tidak abstrak, dan karena itu menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan di bidang politik dan organisasi.

Kenyataan bahwa kekuatan-kekuatan kontra-revolusioner dalam waktu singkat telah berhasil memukul dengan menimbulkan kerusakan-kerusakan berat pada PKI mengharuskan kepada kita yang masih bisa meneruskan perjuangan revolusioner ini untuk melakukan kritik dan otokritik sebagai satu-satunya cara yang tepat untuk bisa menemukan kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik di bidang teori, politik dan organisasi, dan kemudian memperbaikinya. Kita yakin bahwa dengan melakukan kritik dan otokritik secara tepat, yaitu dilakukan secara jujur, ikhlas, bebas dari ambisi-ambisi borjuis kecil dan dengan tujuan untuk memperbaiki pengabdian kepada Rakyat dan tanah air baik selaku perorangan maupun secara kolektif. Partai kita akan berangsur-angsur keluar dari keadaan sulit dewasa ini.

Dalam perjuangan untuk membela Marxisme-Leninisme, PKI merupakan salah satu Partai yang aktif melawan revisionis modern Chrusjtov yang untuk sementara waktu telah menimbulkan kerugian-kerugian besar bagi perjuangan proletariat internasional untuk sosialisme dan perjuangan pembebasan nasional Rakyat-rakyat yang sedang berjuang melawan kolonialisme lama maupun baru. Dalam hubungan dengan perjuangan melawan revisionis modern, PKI telah mencanangkan bahwa kemenangan-kemenangan yang diperoleh dalam perjuangan yang relatif damai yang berlangsung dalam waktu panjang, memudahkan timbulnya revisionisme modern yang antara lain berupa timbulnya pikiran yang mengira bahwa mengalahkan kekuasaan imperialisme dan kelas-kelas reaksioner dalam negeri dapat dicapai dengan jalan parlementer secara damai atau melalui penggerowotan kekuasaan mereka secara berangsur-angsur. Pikiran-pikiran demikian itu juga bisa muncul dari mereka yang tidak tahan menghadapi keadaan yang sangat sulit yang sedang dialami oleh Partai dan gerakan revolusioner Rakyat pada umumnya. Oleh karena itu Partai kita harus terus mengibarkan tinggi-tinggi panji anti-revisionisme modern.

Di samping itu Partai harus terus menerus berjuang melawan ketidaksabaran borjuis kecil yang menjurus ke avonturisme. Partai harus melakukan usaha-usaha yang intensif untuk mengikis habis subyektivisme yang dalam sejarah Partai kita telah menimbulkan kesalahan-kesalahan baik oportunisme kanan maupun oportunisme kiri. Perjuangan melawan subyektivisme tidak boleh kita anggap kecil dalam Partai kita mengingat masyarakat Indonesia yang merupakan lautan borjuis kecil merupakan sumber utama bagi subyektivisme dan masih rendahnya taraf pengertian teori daripada anggota dan kader-kader Partai pada umumnya.

Kepada kawan-kawan yang karena rasa tanggung jawabnya yang besar dewasa ini melanjutkan pimpinan Partai di berbagai tingkat, kita berharap agar berusaha keras untuk mengembangkan pikiran kritis dari anggota-anggota, mengembangkan kritik dari bawah, walaupun dalam keadaan yang amat sulit.

Pada kesempatan memperingati ulang tahun ke-46 Partai ini, kita menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala simpati dan setia kawan dari Partai-Partai sekawan. Pernyataan-pernyataan simpati dan setia kawan itu lebih meneguhkan keyakinan akan tak terkalahkannya Gerakan Komunis baik di dunia maupun di Indonesia. PKI yakin bahwa di hari-hari yang akan datang setia kawan dari Partai-Partai Marxis-Leninis sekawan akan lebih luas dan lebih besar lagi. PKI akan bekerja keras untuk memenuhi harapan-harapan terbaik dari Partai-Partai Marxis-Leninis sekawan untuk mengalahkan kekuatan reaksioner di Indonesia yang mendapat sokongan penuh kaum imperialis terutama imperialisme AS.

Marilah kita ubah duka derita ini menjadi tekad yang membaja untuk mengalahkan sekali dan selama-lamanya reaksioner di dalam negeri !

Hidup Marxisme-Leninisme ideologi pembebas Rakyat sedunia !

Hidup Rakyat Indonesia yang gagah perwira !

Jayalah PKI !

 

POLITBIRO CC PKI

Yogyakarta, 23 Mei 1966