Sebuah Semangat Pengorbanan: Mengenai Keuangan

Leon Trotsky (1938)


Ditulis pada tanggal 23 Juli 1938

Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009


Di Paris selama perang [Dunia Pertama – Ed.] kita menerbitkan sebuah koran harian yang dimulai dengan modal sebesar 30 franc (8 US$) dan kita menerbitkannya selama hampir tiga tahun. Bagaimana kita melakukan ini? Kita memiliki tiga kamerad yang berbakti di sebuah percetakan dan mereka bekerja disana. Bila kita memiliki uang, kita bayar mereka. Bila kita tidak punya uang, mereka menunggu waktu yang lebih baik. Saya percaya bahwa setidaknya kamerad-kamerad muda kita harus melakukan usaha yang sama, bukan hanya memiliki sebuah percetakan sentral di New York tetapi juga di setiap daerah yang penting, seperti yang kami miliki di Rusia jaman Tsar di setiap kota yang penting. Kita harus memiliki tempat percetakan seperti itu bila kita tidak memiliki apapun. Contohnya, kamerad-kamerad Inggris sekarang memiliki mesin cetak mereka sendiri, dengan mesin cetak seperti itu dengan dua atau tiga kamerad yang berbakti kita bukan hanya dapat menerbitkan koran Socialist Appeal setidaknya dua minggu sekali tetapi juga pamflet-pamflet, selebaran-selebaran, dll. Masalahnya adalah bahwa kerja partai terlalu banyak berdasarkan cara berpikir borjuis-kecil.

Kita harus mendidik kaum muda kita untuk lebih memiliki sebuah semangat pengorbanan. Kita sudah memiliki begitu banyak kaum birokrat muda di gerakan kita. Contohnya, kelompok Challenge membutuhkan $300. Bila mereka tidak memiliki uang ini, mereka menunggu. Ini bukanlah metode revolusioner. Ini adalah sebuah kebijakan yang sangat oportunis, jauh lebih oportunis daripada menganjurkan sebuah partai buruh. Kamu tahu alasan mengapa kita tidak memiliki revolusi adalah karena kaum buruh tertahan oleh prasangka-prasangka borjuis – prasangka-prasangka demokratis. Kita tidak memiliki prasangka-prasangka tersebut, tetapi dalam melakukan hal-hal yang praktis kita melakukannya dengan metode borjuis. Ini sangat berguna bagi kelas borjuis.

Kaum buruh Amerika menganggap sebagai sebuah kemaluan yang besar bila mereka tidak memiliki sebuah mobil Ford, baju-baju yang bagus, karena mereka pikir mereka harus melakukan hal yang sama seperti kaum borjuis. Sangatlah memalukan untuk meniru kelas atas. Kita kaum Marxis mengerti ini dengan sangat baik. Ini sangat buruk, terutama di dalam sebuah situasi revolusioner. Tetapi dalam praktek kita bertindak dengan cara yang sama. Kita tidak memiliki keberanian revolusioner untuk menghancurkan tradisi ini, untuk menghancurkan norma-norma borjuis dan membentuk aturan-aturan kewajiban moral kita sendiri, dsb. Ini terutama benar untuk kaum muda, dan sangatlah penting untuk bukan hanya mendidik mereka secara teori tetapi juga mendidik mereka sebagai militan, sebagai pria dan wanita dewasa.